NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 01 Februari 2011

Aku dan Mereka


Malam itu aku tersungkur, aku menuju balkon lantai dua.
Kulihat tawa mereka di antara bintang yang meredup, lalu tertutup awan mendung sebelum hujan.
Di sana tergambar jelas, segala apa yang terlampau dengan senyum tawa dan melepas penat yang tak berujung atas beban pikiran.
Lalu kugores sebatang lidi pada pasir, kulukis nama mereka, perlahan-lahan, satu demi satu.
Ukiran itu rusak, tertetes air mata kala kuingat mereka melepas berbagai canda.
Beberapa nyamuk datang, menghisap darah pahitku, namun aku diam.
Kubiarkan nyamuk menghisap segala kepahitan yang kualami tanpa mereka.
Aku turun menuju kamarku, kulirik buku ini, kuacuhkan perlahan.
Tiba-tiba kudapati hujan menghujam atap seakan berteriak, “Bangkitlah!”
Ya, saat itu aku terjaga oleh sebuah keyakinan, akulah mereka.
Sebuah perpisahan yang membuat aku mengerti, apalah arti persaudaraan dan persahabatan.
Kutuliskan dalam pikiranku, kuhapuskan gundah dalam hati, lalu kusipitkan lahan kekecewaan.
Inilah mereka, dan aku.
Dan hujan telah membuatku terjaga.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar