NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Senin, 07 Februari 2011

Es Pisang Ijo

Hujan datang beramai-ramai pagi ini, tanpa permisi.
Tak masalah bagiku, kutenggelam dalam suatu senyum.
Memandang beberapa gambar, dan aku serta-merta kembali dalam masa itu.
Kutemani hujan sebelum aku memilikinya, kutemani hingga menuju kampung halaman.
Ya, memang aneh, aku bukan siapa-siapa untuk hujan.
Heran, hujan paham aku bukan miliknya, namun ia masih rela kutemani.
Dan tanpa terencana telah terikat sebuah janji saling memiliki, aku pada hujan.
Merintik perlahan dengan senyuman indah berlesung kecil.
Malam itu hujan kumiliki, dan aku berharap selamanya.
Lalu aku tenggelam semakin dalam ke masa sebelumnya.
Satu hari yang kuhabiskan bersamanya penuh dengan tantangan.
Itulah awal kutemukan hujan, kulewati sebuah permasalahan pelik bersamanya.
Itulah awal kutemukan sebuah senyum yang hujan pun tak sadar bahwa ia memilikinya.
Kostum kelabu membungkus lekuknya dengan rapi dan sangat indah.
Lalu kucoba maju perlahan ke masa sesudahnya.
Satu hari yang kuhabiskan sebelum kembali ke kampung halaman.
Aku bercerita, dan ia mendengar.
Indah, benar kurasa indah.
Hujan ikut tenggelam dalam ceritaku.
Dan kami berbincang di suatu tempat, meneguk minuman dingin di sela-sela hawa panas.
Sebuah minuman yang bahkan kuberanikan diri untuk mencoba.
Dan aku sangat mengenal hari itu, es pisang ijo, dua puluh tujuh nol delapan dua ribu sepuluh.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

1 komentar: