NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Kamis, 27 Januari 2011

Buta oleh Awan Hitam

Ya, kurasa ini adalah ungkapan yang tepat.
Lalu kubuka buku ini dan mulai menulis.
Kosong dan buta, sebersit awan hitam lalu membungkam anganku.
Sempat kupetik seonggok dahan kecewa, namun akhirnya kupatahkannya.
Pohon harapan tersentak, lalu marah!
Kucoba berkata dengan angin sepoi, namun sedikit teriakan seakan membuat angin marah.
Kuberteriak agar kukalahkan gemuruh badai yang menghabisi suara parau mulutku.
Namun terlanjur marah, kecewa.
Aku semakin buta dalam terang jiwanya, harapan kosong yang telah kurapuhkan asanya.
Telah kugagalkan sebuah rintikan gerimis, namun itu bukan sebuah kebenaran, dan aku semakin buta.
Kuraba lantai yang harusnya aku dapat melihat, tak sanggup karena mata tertutup bongkahan awan hitam yang sesekali membunyikan guntur kecil.
Keadaan mereda, aku pun bangkit, namun tetap buta.
Dan angin menyapu tubuh saat aku lengah, lalu terkapar.
Lalu aku berpikir, inilah penyesalan, inilah salah.
Telah kuhancurkan harapan itu.
Yang terpikir olehku, kutanam kembali sebuah pohon baru, lalu kusiram dengan air hujan tanpa kutunggu kapan pun hujan akan datang.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar