NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Senin, 14 Februari 2011

Merindu pada Sang Pemimpin


Mungkin kuterlambat rasakannya.
Merindu, terdiam pada langit sore, dan aku tertunduk.
Aku terlambat, setelah kutoreh beberapa pukulan dosa yang mematikan.
Sesal yang kurasa seakan membuat semakin kecil peluang untuk mendambanya.
Beberapa kali akulah pendosa pada-Nya.
Kadang kurasa aku terlambat dan tak mungkin kuraih ampun-Nya, namun tersadar Ia Maha Pengampun.
Akulah pentobat, lalu kujalani pertobatan yang kuyakin tak pernah terlambat.
Hari ini, kupahami bahwa betapa rindunya pada sang pemimpin sepanjang masa.
Aku merindunya, makhluk suci yang tak tersentuh dosa layaknya darahku yang tiap alirannya mengandung noda.
Kuyakin aku belum terlambat, akulah pentobat.
Ya, aku yakin.
Kini kubenarkan aku merindu, ingin bertemu di surga-Nya saat hari akhir telah tersambut.
Lalu kumemohon, ijinkan kucium bau surga-Mu meski sesaat.
Ijinkan kuminum air dari kolam suci-Mu meski setetes.
Dan ijinkan kutemui sang pemimpinku di surga-Mu, bersama orang-orang yang kusayang.
Kubasuhkan tangan pada wajah, sembari berkata, “Amin.”

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

1 komentar:

  1. Aminn, robbana atina fiddunyaa hasanah, wafil akhiroti hasanah, waqina adza bannar : Ya Allah, berikanlah aku kebaikan dunia dan akhirat, serta jauhkanlah aku dari api neraka (doa Rasulullah SAW) :)

    BalasHapus