NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Kamis, 10 Februari 2011

Lantunan Untuk Penat dan Gersang

Siang ini masih terasa panas, udara gersang bertiup perlahan mengantar peluh pada kulit.
Hmm, inilah kotaku yang tak pernah absen dalam hal seperti ini.
Penat dan pening masih setia merasuk dalam raga yang lemah.
Penat yang berkonotasi pada keadaan, serta pening yang bermakna denotasi pada kepala.
Heran, aku mulai terbiasa dengan semua ini, terbiasa dengan segala kesakitan dalam batin.
Inginku menangis pada hujan, bermalas-malasan padanya, dan berharap timbal balik berupa sebuah perhatian yang lebih.
Ah, aku ini balita.
Harusnya aku telah beranjak dari tempat rebahku, dan kulihat usia yang mewajibkanku mandiri.
Mungkin hanya ingin maya yang akan sirna, namun itulah hal.
Sangat menyiksa dan tubuhku bergetar, dingin, lalu pucat pasi menengokku.
Lalu aku ingin menangis pada Tuhan, tertolak.
Aku berteriak, pada siapa lagi?
Kehilangan segala wadah untuk berkeluh, namun kucoba memahami.
Hujan sedang tak singgah siang ini, matahari yang memaksanya tak hadir dengan angin sepoi.
Ya, tangisku akan tertadah pada rintiknya saat hujan datang, dan kutunggu saatnya.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

1 komentar:

  1. gimana ya caranya ngasih link :
    >>klik untuk selengkapnya<< ??? heheheh

    BalasHapus