NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Sabtu, 09 April 2011

Nasi Krengsengan dan Secangkir Kopi


Tentang saudara muda padi yang menggunung saat itu di atas wadah cekung bukan wajan, terantar ke meja yang sudah kududuki beberapa abad yang lalu.
Sedikit mencuri jatah yang harusnya untuk dua kali mengisi napsu dalam dua puluh empat jam.
Ya, air coklat berbau brambang dengan potongan sang penghasil susu dan telah matang dengan kenyal menghias di atas, bermerah pedas juga tertata di samping sendok.
Harus kukocek tujuh ribu lima ratus rupiah, mahal untukku, namun tak pernah menyesal.
Lalu satu lagi, wadah cawan kecil dengan cairan hasil larutnya bubuk hitam yang menyakitkan para gundah mania.
Pahit.
Tak pernah berhenti untuk mencintai mereka.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar