NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Jumat, 15 April 2011

Dilema Strata Satu (II)


Hari yang masih awal mulai berputar perlahan, pengenalan satu per satu membuka gerbang kemunafikan.
Saling memasang muka ceria dibalik semua pisau dan pedang yang siap menghunus siapapun saingannya, entah kawan pun lawan.
Sangat meniikmati putaran angin perlahan yang tak memusingkan, dan mereka masih terbuai oleh desiran padang hampa yang dibanjiri debu.
Kini mulai tergambar sebuah perbedaan, bahkan beberapa perkembangan mood yang akan terekam selama beberapa periode.
Mereka suka.
Awal yang indah, tutur beberapa kata dalam wajah jengah.
Perlahan mulai tumbuh kertas demi kertas yang penuh peluh dan tumpahan kopi, harusnya kertas ini telah terkumpul dua pekan yang lalu.
Atau malah terukir beberapa bentuk pulau di atasnya, menutup tinta sebenarnya dengan bentuk beragam.
Waktu yang disuguhkan pun semakin mengesalkan, menyiksa, serta memeras keringat rodi.
Minggu ini deadline, minggu depan pun deadline.
Sudah terbayar penuh materi yang penuh bebal tak karuan pun masih belum mendapat yang harus didapat, rodi pun berlanjut hingga tengah bulan.
Ah, mulai bosan dan jenuh dengan hidup baru ini, tak seperti yang terbayang kala masih berseragam pabrik.
Apa bedanya?
Hanya tentang seragam dan jeda waktu.
Intinya, kami masih kerja rodi, dan akan terus berlanjut hingga empat tahun ke depan.
Itupun jika masih sanggup, entah bila masih terdapat cecunguk yang betah berpaksa-paksa hingga lebih.
Kerja rodi.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar