NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Jumat, 16 September 2011

Seperti di Surabaya

Pagi.

Lalu lintas sangat padat. Tak ada celah untuk menerobos meski perlahan. Asap-asap kendaraan bermotor pun saling bertabrakan di udara, semakin terlihat abu-abu. Tak pelak bunyi klakson saling berdebat, tentu masih teguh bahwa pendapatnya paling benar. Sesekali terdengar sirine entah dari mobil polisi atau ambulans. Pagi ini sangat padat.

Siang.

Lalu lintas masih padat. Sedikit ada celah untuk mendahului mereka yang bodoh. Asap-asap kendaraan bermotor semakin memuncakkan keringat beradu dengan emosi terik matahari. Klakson dan sirine semakin terdengar lebih akrab. Siang ini masih padat.

Sore.

Lalu lintas tetap padat. Hampir tak bergerak untuk mencari celah lagi. Asap-asap kendaraan bermotor telah tertelan bercampur letih bekerja, ini suasana after hour. Bunyi klakson semakin mendominasi dari sirine, semakin kencang karena tak sabar jumpa istri di rumah. Sore ini tetap padat.

Malam.

Lalu lintas selalu padat. Mau dikata apa lagi, ini tetap tak ada celah untuk bergerak cepat dan sampai di tujuan. Memang tak ada pengaruh asap-asap kendaraan bermotor lagi. Seketika cuaca kelam menjadi panas emosi. Klakson tetap berkuasa. Tak ada lagi sirine. Malam ini selalu padat.

Seperti di Surabaya. Ini tentang kota yang sibuk, seperti aku.


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar