NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Rabu, 14 September 2011

Aku Mencintaimu, Angin

Aku mencintaimu seperti angin.

Yang datang tanpa terlihat. Yang terasa sejuk meski tak kasat mata. Yang selalu meniup dan keringkan cucian-cucian ibu di rumah. Yang mengajak pohon-pohon sepi untuk menari.

Yang datang menerbangkan spermatozoa benang sari ke putik bunga lain agar terjadi pembuahan. Yang kemudian menyisir bulu-bulu kelinci agar tetap sehalus kain sutra. Yang tak pernah mengigau saat terjaga. Yang dengan mudahnya menerbangkan layang-layang harapan.

Yang mengajak pasir-pasir untuk singgah di balkon rumahku. Yang menemani debu-debu membusukkan mata hati. Yang melemahkan syahwat kala nafsu membabi buta. Yang memaksa mata tersiram butiran kecil hingga sedikit perih.

Aku mencintaimu seperti angin.

Yang membuatku bersyukur untuk mengajak hujan turun berkunjung di tepian pantai malam. Yang membuatku terpesona saat mengundang bintang-bintang tetap terang di antara gelap gulita. Yang membuatku telah melupakan awan abu-abu penyebab patahnya penaku.

Aku mencintaimu seperti angin. Yang membuatku selalu bersyukur karena tanpa angin aku tak bisa bernapas dengan baik.


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

3 komentar: