NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Minggu, 09 Januari 2011

Akulah Sebuah Masa Laluku

Kuteteskan beberapa air mata hina.
Tangisan yang harusnya tak perlu, karena ia tak tahu ini untuknya.
Ya, aku rindu.
Aku rindu tawanya, ingin kugenggam senyumnya.
Tawa yang khas, suara yang yang terduakan, ia seakan tak bisa pergi dari pikiran.
Entah, aku nyaman disampingnya, melebihi sebuah cinta.
Air mata seakan tersapu ringan dengan tawanya.
Sebuah kisah perih yang kutorehkan pun lenyap, terseret angin harapan.
Aku hilang, tenggelam dalam kerinduan.
Caranya melukiskan senyum di wajahku, dengan segenggam pasir keinginan.
Ia tampar aku dalam kekhilafan, luruskan jalan kelamku.
Bahkan ia makan racun kemunafikan yang menginfeksi darah batinku.
Panas surya membentang, memetik senyumannya yang kutinggalkan.
Kini, akulah sebuah masa laluku, untuknya.
Sebuah kepahitan yang ia rasakan terdahulu, tapi tak pernah kutengok tangisan darahnya yang harusnya menusuk tulang nadi dadaku.
Makhluk apa aku?
Akulah hina, kejam.
Tak kugubris teriakan kerinduannya, kepeduliannya padaku.
Kini aku terisak menyendiri, dalam sebuah keheningan.
Kini air mata terbiar jatuh bebas menyentuh kepahitan bumi.
Mungkin ia pergi.
Dan akulah sebuah masa laluku.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar