NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Senin, 24 Januari 2011

Renungan Sebuah Kehilangan

Malam ini aku tersungkur, jauh ke dalam jurang kesalahan.
Tangan pedih mencoba meraih permukaan dan ingin bebas dari segala kepahitan batin.
Lalu hujan menyerbuku, mendorong hingga semakin terperosok dalam kesakitan.
Tangis dan jerit hati telah membisu.
Di antara perihnya langkah, aku kembali menuju yang lalu.
Aku berubah, kusakiti kelinci kecil hanya untuk merebut kebahagiaannya, karena kulihat ia tertawa seakan aku tak punya.
Aku berubah, mungkin, namun memang karena serigala memangsa dan mengoyak tubuh hitamku hingga aku lenyap dalam mimpi.
Tak pernah aku sadar, bahwa akulah hitam.
Segalanya kuanggap laknat, karena penyakit yang menyayatku telah rajin membubuhi serbuk kegundahan.
Aku berteriak, namun lantang pun termakan deru angin malam.
Saat kucoba menyentuh lilin, ia menyala tanpa aku.
Ia bertahan, lilin kecil tetap berapi saat angin memaksa meniup api mungil untuk diam dan tunduk.
Lilin kecil bertahan, menunggu hingga aku kembali menuju kemanisan awal ceritaku.
Lalu tersadar.
Tersesal saat lilin kecil mulai mengabaikan api mungilnya diterpa angin.
Api itu mengecil, belum punah.
Aku berlari, teriak dan tangis yang menjadi bahan bakar titik tumpu kaki.
Segera kuraih lilin kecil itu, kudekap api mungilnya agar terlindung.
Dan tetap terjaga.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar