NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 17 Januari 2012

Tanggung Jawabkan Rinduku


Ini buat kamu.

Hei, kamu, kan?

Kamu yang di sana, ya, kamu.

Kamu indah, meski sesekali menafsirkan mimpiku dengan, eh, hanya setengah dari mimpiku.

Tanpa kamu, dari mana aku bisa meraih sebuah tanya, bahwa aku harusnya bisa.

Ya, sepucuk amplop hijau berisi beasiswa, itu dari Tuhan, dan lewat semangatmu, kan?

Tanpa kamu, dari mana aku bisa meraih sebuah mimpi, bahwa aku memang bisa.

Bahkan aku tak pernah sebelumnya mencintai dunia menulis, kamu mengenalkannya padaku, dan maaf, aku lebih mencintainya dari padamu, mencintai menulis yang sangat baru untukku.

Lihat, aku sudah mengukirkan namaku di buku pribadiku, dan telah diterbitkan!

Hei, aku sedang bermimpi? Aku kini menjadi idola, bukan angkuh, namun juga bukan ketenaran yang kukejarkan, aku bangga karena mimpiku ini sangat berlebihan dan aku berhasil lebih dari meraihnya!

Juga kamu yang membangun namaku di antara petinggi-petinggi aktifis itu, agar aku disegani bukan karena jabatan, namun juga karena kualitas kerja.

Kamu hebat.


Tetapi, sedikit banyak, aku juga bisa sakit, mungkin juga karenamu.

Aku memang jauh sekali lebih menyakitimu bahkan sebelum kita bertemu.

Mengertikah kamu, aku mengubah mood-ku menjadi buruk saat kamu membahas masa laluku, itu bukan karena masa laluku yang hebat karena bisa mengubah mood-ku, namun karena aku tak suka membahasnya. Mungkin kamu ingin transparan, ya, mungkin harusnya begitu. Lebih baik aku yang berubah mood dari pada kamu. Dan, mungkin lebih baik tidak ada mood yang berubah di antara kita.


Aku cemburu, sayang. Bukan karena apapun, karena aku rindu setiap nafas yang kamu tinggalkan di bantalku ini. Kembalilah, kamu harus tanggung jawab, menjawab rinduku.


Aku suamimu, sayang.


untuk @lilindungndung


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

1 komentar: