NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Rabu, 10 Agustus 2011

Nomaden

Sedikit banyak yang bertanya, di mana aku? Mungkin aku memang sempat ragu apakah mereka merindukan tintaku yang sengaja selalu menerjang mata tangis mereka. Nyatanya memang benar begitu. Mereka mencariku, mencari aku.
Di antara deru pasir dan debu hasil badai sepoi lemparan roda-roda kendaraan berpolusi, aku berjalan dengan lusuh. Mungkin tak jelas akan ke mana aku menuju, karena aku tak punya tempat berteduh. Dengan mimik wajah penuh galau aku masih menyeret koper yang berisi bermilyar harapan dan mimpi. Berat. Namun ini harus kubawa, dan kutunjukkan pamadu kelak. Entah kapan. Yang jelas saat ini aku tak bertujuan. Tak peduli lapar dan haus yang sedang kurasakan karena aku berpikir ini pasti hanya pelengkap rasa.
Aku masih menyeret dengan langkah semakin gontai. Tanah yang kupijak mulai gerah, ingin menjatuhkan aku yang memang sudah semakin berat. Malam ini tidur di bawah jembatan, kemarin di depan kios pulsa, mungkin besok di pinggiran tangga jembatan layang karena dua hari yang lalu aku tidur di atasnya.
Tolong beri aku bukti. Aku lebih membutuhkannya, lebih dari sekadar tempat tinggal.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar