NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Senin, 20 Juni 2011

Raungan Sang Ratu

Boys are pig’s wash.
Sedikit kalimat yang terucap untuk lelaki babi.
Ah, aku sadar, I’d ever known how damn boys are.
Mereka seakan tak pernah membuka mata saat berkendara, hingga tak melihat seorang nenek sedang menyebrang.
Sakit?

Lelaki itu sampahnya sampah.
Sampah yang tak bernilai lagi untuk konglomerat.
Sampah yang bernilai tinggi untuk orang melarat.
Tak pernah mau mereka turuti aku sebagai ratu, tak sadar seakan mereka adalah budak babiku yang harusnya menyemir sepatu kacaku yang hampir tak terlihat karena terlalu mengkilap.
Harusnya.

Aku ini ratu.
Aku tak mau mereka sentuh telapak tanganku saat bersalaman, maka dari itu kupakai sarung tangan.
Aku tak mau mereka sentuh pinggulku saat berdansa, maka dari itu kupakai lapis baja.
Ya, hampir tiap jari mereka memiliki golok yang biasa diayunkan jagal pada sapi dan kerbau.
Aku ini ratu, tak mau mereka bunuh secara langsung.
I shouldn’t have been murdered by their own hands.
They may use something.


Hampir tak pernah rela saat mereka berhasil menerobos prajurit-prajuritku saat ingin menyentuhku dengan paksa.
Aku tak mau.
Mereka telah coba membunuhku beribu cara, selalu diawali dengan tipu muslihat dan rayu-rayuan yang seakan menyembah telapak kakiku.
Mereka.

Mereka, palsu.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar