NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 16 November 2010

Kau pun Kembali

Nafasku sedikit terengah, jari-jari kakiku tak mau berlari lagi.
Namun hatiku berkata, aku harus tetap melangkah, aku merindukannya.
Ya, tujuh hari tak kudapati hujan menitikkan airnya.
Selama itu pula aku terduduk di balkon lantai dua rumahku, menanti datangnya.
Di mana kau? Mungkinkah ia mengerti bahwa aku berat tak bertemu dengannya?
Penantian itu tak sia-sia. Siang ini, ia kembali.
Ia kembali menitikkan airnya, deras, mengguyur tanah yang haus setelah dihantam hangatnya matahari.
Mungkin sedikit kesal, karena ia datang tanpa kabar. Namun aku puas.
Hujan mengobati sedikit lukaku, sedikit.
Tak pernah ada yang tahu perut terasa terkoyak, mungkin karena angin yang berusaha menyita perhatianku, menggantikan peran hujan yang sangat berarti untukku.
Namun aku tak dapat berpindah, hujan tetap yang terindah.
Ya, aku bahagia.
Hujan menemaniku, menggantikan mereka yang tak bisa kutemani karena jarak ini.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar