NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Sabtu, 06 November 2010

Hujan Menemaniku

Sebagian orang berkata, “Ah hujan datang lagi.”
Lalu orang lain menanggapi, “Ya, ini musim kemarau. Mengapa egois sekali hujan tetap turun?”
Hujan bukan tak mendengar keluhan-keluhan itu. Hujan sangat mengerti, namun ia turun ke bumi atas perintah dari awan. Awan bukan tak memahami jeritan-jeritan itu. Awan hanya sedang penuh, maka ia tumpahkan titik demi titik, yang bersatu menjadi hujan.
Tumbuhan hijau girang. Namun tak semua, terkadang ada yang tenggelam hingga mati. Buruh tani yang susah payah dan berpeluh mencoba membangun kehidupan padi, beberapa sempat terendam.
Sekarang siapa yang bingung? Hujan datang mereka berteriak repot. Hujan hilang mereka berteriak haus. Tuhan hanya tersenyum, seakan mengerti makhluk-makhlukNya sedang gusar.
Hidup selalu memiliki pilihan, dan tak selalu menguntungkan.
Hujan memang sempat menyulut api amarahku. Namun hujanlah yang menemaniku sampai di kampung halamanku.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2010)

1 komentar: