NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 17 Juli 2012

Seduhkan Tehku!


Sudah? Selesai? Sudah selesai menyeduh teh manisnya?
Sudah yakin tehnya manis? Tak ingin tambahkan gula lagi?
Atau mungkin, terlalu manis? Iya, mungkin tawar, kan?
Celupkan seduhannya, angkat, celup, angkat lagi, awas!
Jangan sedikit pun kaubiarkan seduhannya terlalu lama tergenang air!
Tolong, jangan rusak tehku, ehm, atau itu tehmu?
Iya, jangan maniskan atau hambarkan teh (yang entah itu milik siapa) dalam cangkir kuning itu!
Aku mau meminumnya dengan rasa yang pas, benar-benar pas!
Coba periksa, adakah tanda titik di akhir kalimat sepanjang sajak ini?
Iya, itulah mengapa aku tak mau seduhan tehnya terbiar menggenang dalam air!
Rasanya pasti akan hambar sekali, hahaha!

Aku lelah, apakah aku telah terlalu hina?
Apakah kau telah terlalu hina?
Aku selalu ingin mengakhiri aku namun selalu pula kautolak!
Mengapa?
Kautolak namun masih kaucelup dan kauangkat lagi aku, ya, nyaris dengan seduhan teh itu, kan?
Sekarang, aku ingin terbahak, hahaha!
Sekarang, aku ingin benar-benar berhenti, jadi biarkan aku gunakan titik di akhir (sajak) kalimat ini.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

2 komentar: