NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 10 Juli 2012

Aku (Masih) Mencari Aku

Malam ini masih sepi.
Masih duduk di antara sunyi-sunyi yang bertolak mesra bersama angin riuh yang datang malam ini.
Lebih kaku dari sebuah jurnal hitam berisi barisan antologi-antologi kegagalan, bukan, itu kumpulan keletihan.
Padahal di antaraku terdengar pecah tawa mantan-mantan orang-orang bodoh yang dulu aku pun ikut dalam kebodohannya.
Yang kutanam masih sepi, ini apa? Malam?
Jujur, ketika kutelusuri jalanan fana berlatar belakang rimba, yang kulihat adalah fatamorgana.
Sukses sana-sini membuatku tenggelam dan semakin buta bahwa aku ini siapa?
Iya, aku masih tak menemukan siapa aku di balik kacamata plastikku, masih rindu dan semakin menjadi-jadi ketika kutahu namaku tetap aku tetapi yang kurasa bukan aku.
Aku di mana? Masih sadarkah aku?
Lalu aku berjalan menuju mulut tebing, kuteriakkan panggilan kepada namaku.
Bahkan tak ada pantulan gema dari tebing-tebing coklat yang bekas reruntuhannya membentuk menyerupai kepala monster. Itu bukan aku.
Pernah aku bertanya kepada genangan bekas hujan pada suatu subuh, di mana aku?
Apakah aku masih hidup, atau sudah mati? Ah, mungkin lagi-lagi akan berprasangka buruk dan tenggelam dalam kenegatifan pikiran.
Aku hanya ingin menarik napas panjang, sejenak, sedetik saja. Mmm, mungkin biarkan aku melakukannya sendiri.
Lalu, lagi-lagi kurencanakan untuk pergi ke sebuah tebing yang lain. Sejujurnya aku ingin mencari aku, masih adakah aku di sana?
Ya, aku masih berharap saat menuju tebing itu, aku bertemu diriku yang aku pun masih rindu, seperti biasanya.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar