NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Kamis, 01 Desember 2011

Selamat Datang, Desember


Sebongkah sampah dari masa lalu membau busuk dan menerkam hidung

Liriknya semakin basah dan lembab akibat radiasi pagi

Pagi itu beda, sampah yang siap dikemas lalu dibuang tanpa didaur ulang

Sampah itu telah mati, hilang dari fungsi utamanya

Buruk tak sejernih barang baru yang menangguhkan malam,

atas kekuatannya menopang kelabu

Mimpi itu telah jadi sampah

Merekah pada kolom-kolom pembaharuan mental

jenuh mata meranah gerimis


Setitik cahaya dari matahari pagi

Ini masih sedikit fajar, matahari hanya mengintip alam yang masih pulas

Terang, menetralisir segala racun yang memakan hati

para pria-pria hidung belang, pada malam di tiap kabut

Matahari menetralisir kabut pagi, menghilang dari guratan buta

yang melamun di atas permukaan jurang harapan

Penerangan hingga benih terpecah lebur hingga luntur

dan membaur kosong di antara kantong

Ini adalah matahari, penerang kelam


Lalu, akukah sampah, atau matahari?


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar