NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 27 Desember 2011

Oh.. Mek..

Ini bukan tentang kamu. Lagi-lagi selalu kamu menjamur menanti sebuah sindiran dariku yang sok puitis dengan puisi yang kutulis, bukan? Ini bukan tentang kamu!

Di atas nisanmu, puisi ini sengaja kutulis dengan darah bekas sayatan jenuh pada tuhan mata yang merajammu. Dengan memanah utusan warna yang kamu torehkan pada kanvas hitam pagi itu. Jengah?

Sudah pahamkah kamu bahwa pagiku selalu indah dengan ukiran baja di antara lembab embun bukan gerimis pekat seperti di maret itu? Sudah kutinggalkan hinaan bual yang bapak sodorkan sebelum beliau berangkat menuju pabrik sorban, ini tetap tak pernah kutulis untukmu.

Memanah dengan ujung tombak telur berdarah, eh, bukan karena retak hampir pecah untuk embrionya yang baru. Ibu memanen gundah pada genangan malam, tidak setitik pun berhasil dikurasnya karena memang terlalu deras kumpulan-kumpulan rela itu. Di balik sebuah titik, aku mencelamu pada sore, ini jujur.

Aku tak pernah sayang padamu, oh.. Mek..


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar