NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 17 Mei 2011

Selalu Hujan

Malam ini.
Ketika bapak dan ibu menjenguk aku yang sedang terkapar lemah di atas tanah amarahku, serta gilaku di antara asapku.
Kusambut mereka dengan usaha bahagiaku meski sempat kutengkari hujanku sore ini agar tak mengguyur saat bapak dan ibu datang.
Sempat juga kutelan hidup-hidup asap mati itu, seperti yang pernah kutulis suatu sore.
Itulah yang ia permasalahkan.
Ah, aku bodoh.
Lagi.
Bahkan hujan menghakimiku, bahwa aku menanam cabang agar dapat kuhujani lahan lain tanpa airnya.
Aku mulai menangis, menjerit pada kaki.
Tidak, aku tak pernah mau memakan daging bangkai manusia karena aku bukan kanibal.
Aku, masih aku.
Aku, selalu aku.
Dengkur lelah seakan menimangku untuk mati dari keterjagaan ini.
Perlahan.
Menutup.
Mata.
Sebelum kupejam, lalu berbisik.
"Aku pilih kau, selalu kau, hujan."

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar