NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Minggu, 22 Mei 2011

Rindu Kematian


Malam itu kematian hampir menjemputku dengan bahagia.
Aku tersenyum mempersilahkannya masuk.
Penjemput itu melihat ke arahku, senyum pahit.
Kubalas dengan senyum indahku.
Aku siap kau jemput.
Ah, ternyata ia juga munafik.
Nyatanya ia bahagia menyambut nyawaku yang terlelap dalam malam.
Mungkin secangkir kopi hitam yang kuteguk habis ini membantu nyawaku terjaga semalam lagi untuk menjamu Sang Penjemput hingga fajar esok.
Fajar mulai naik, aku mulai belajar ikhlas untuk ini.
Aku tersenyum, mulai kujabat erat tangannya.
Sang Penjemput itu meraih tanganku, mataku terpejam.
Sang Penjemput terbang, kepakkan sayap sambil menggenggam erat nyawaku.
Kulihat ragaku terbaring lemah di bawah sana.
Ragaku telah kutinggalkan.
Ragaku mulai terpejam.
Aku semakin tinggi.
Selamat tinggal dunia.
Itulah penjemputanku.
Lalu kubuka mata, ibu mengucapkan padaku, "Selamat pagi, Nak. Mimpi buruk lagi?"

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar