NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Rabu, 18 Mei 2011

Hujan Menjawab


Aku bosan.
Selalu kupijak tanah yang salah meski harusnya mereka para pendemo-pendemo sangat haus saat berteriak di terik siang.
Harusnya mereka butuh aku, ya, setidaknya untuk mengguyur keringat busuk mereka yang hanya bisa membuat hidung pulang kampung.
Yang terjadi adalah aku diusir, dibenci, pun banyak yang menampar kedatanganku.
Mereka bilang aku tak permisi, mereka bilang aku egois.
Mereka bilang aku rajin, mereka bilang aku dingin.
Mereka?
Munafik.
Mereka tolak aku untuk acara-acara mereka yang tak ingin terganggu dengan kehadiranku, mereka tak paham bahwa kuingin bergabung untuk have fun seperti mereka.
Mereka waspadai aku saat mereka tak ingin aku datang.
Apa?
Mengapa?
Aku hanya ingin menyiram tanahmu yang kering.
Membasahi daun yang haus akan kucuran dana segar untuk tumbuh dan berkembang, bukan sekedar pupuk bekas kotoran belaka.
Aku hanya ingin memenuhi lubang sumur yang kerontang dan mulai bersarang berpuluh laba-laba.
Mencurahkan segala penat mereka untuk menikmati soreku yang sejuk.
Aku tak paham, aku pun tak mau.
Jangan benci titik-titik yang kujatuhkan, kumohon.
Aku tak ingin menangis.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar