NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 10 Juli 2012

Aku (Masih) Mencari Aku

Malam ini masih sepi.
Masih duduk di antara sunyi-sunyi yang bertolak mesra bersama angin riuh yang datang malam ini.
Lebih kaku dari sebuah jurnal hitam berisi barisan antologi-antologi kegagalan, bukan, itu kumpulan keletihan.
Padahal di antaraku terdengar pecah tawa mantan-mantan orang-orang bodoh yang dulu aku pun ikut dalam kebodohannya.
Yang kutanam masih sepi, ini apa? Malam?
Jujur, ketika kutelusuri jalanan fana berlatar belakang rimba, yang kulihat adalah fatamorgana.

Senin, 09 Juli 2012

(Bukan) Laki-laki Berkacamata


Mataku mulai rabun, mulai gagal kusorot lampu neon yang telah meredup di depan kamarku. Ah, ini terlalu gelap. Pun gagal kucari lilin kecil berbentuk angka dua dan nol bekas tar ulang tahunku beberapa jam yang lalu, meskipun harusnya hanya bersisa dua lilin itu yang bisa kupakai sebagai penerangan. Lalu, aku harus apa?
Kuraba perlahan tiap sudut kamarku, kuraba perlahan meja belajar yang hampir setinggi pinggulku. Tak kutemukan apapun yang bisa kupakai untuk mengubah penerangan. Mulai panik. Kemudian aku mengubah target pencarian, ya, sekarang yang kucari adalah gelas plastik kuning dan sebotol aqua untuk meredakan keringat. Kuteguk, seteguk, dua, dan tegukan ketiga lalu kusandarkan gelas disampingku.
Duduk, aku mulai blank. Coba saja bayangkan, dan juga jika bisa aku bertanya, apa yang harus aku lakukan di suasana pekat ini? Hanya bisa duduk. Warna merah-hitam sprei kasurku tentu ternetralisir gelap. Lagi, kuraba perlahan meja belajar di depanku. Tentu, kucari kacamata yang biasa kupakai saat kupaksa mataku untuk beraktifitas. Gotcha! Secepat itu kutemukan kacamataku demi mempersingkat sajak ini. Kupakai. Tak ada efek signifikan. Tetap saja gelap, dan aku mulai terlihat bodoh dengan memaksa dapat melihat dalam pekat dengan kacamata andalanku.

Sabtu, 07 Juli 2012

Selamat Datang Duapuluh - #SuperSe7en




Baiklah. Duapuluh, dan ini sudah tua.
Itu cukup untuk mengawali semuanya.
Sudah berapa banyak dosa yang terkumpul?
Bagaimana, siapkah memakan najis-najis serta beribu noda yang tertikam dengan sengaja?
Ini sudah renta, cukup dikatakan karena telah berkepala dua. DUA, tidak, aku hanya menegaskan.
Kau pikir, duapuluh adalah tentang kebebasan minum-minum karena telah busuk?
Tak semudah itu, bodoh. Angkamu semakin senja, tidak berarti semakin bebas memakainya untuk masuk ke bar-bar dan menjajakan birahimu untuk pekerja seks itu.
Iya, yang harusnya terjadi adalah kausimpan angka tuamu untuk berdoa, semoga angkamu semakin diberkahi.
Hahaha, kau pasti berakting, ini bukan dirimu!
Segera, segeralah bangkit dari selimut merahmu!
Ini sudah pagi, sudah duapuluh tahun.
Sudah. Sudah. Tak seburuk itu.
Mari memulainya lagi seperti aku memulainya dari nol, meskipun ini sudah duapuluh.
Masih tentang angka tujuh itu.

#SuperSe7en

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

Rabu, 04 Juli 2012

Catatan Hari Ini


Selamat petang, Embun.
Sedikit banyak, mungkin aku memahami isi hatimu kini,
jangan lupakan, kita satu.
Meski tak sebanyak yang aku tak tahu, aku mengerti tanpa menebak hatimu gundah.
Ya, sudah lama tak kupakai kata itu,
gundah.
Milikmu dalam pikiranmu sedang runyam,
rentan terhadap malam yang sepi.

Minggu, 01 Juli 2012

Komersial Eksklusif


Sudah sejak lama telah kutinggalkan jejak terakhirku di sudut kebun palem itu,
sejak segala intervensi mulai bereproduksi hingga beribu mata pun kaki tak bergeming untuk dihina
Mana malamku?
Atau, ini pagimu yang kaujanjikan indah itu?
Ah seperti sesuap nasi yang kuteguk di bawah sukun duabelas jam yang lalu,
semuanya lenyap
Pagimu, malamku, mataharimu, bulanku, embunmu, bintangku
Tak ada lagi yang sesuai