NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Jumat, 03 Februari 2012

Kangen

Sayang, kamu di mana? Aku kangen kamu, aku duduk di sampingmu tapi itu bukan kamu. Itu bukan kamu. Sekali lagi, itu bukan seperti kamu.

Seperti kamu yang pernah mengajarkan aku bagaimana belajar menyukai bubur ayam; kamu yang pernah mengajarkan aku bagaimana belajar menulis, bukan hanya menulis biasa, tapi menulis seperti menggambarkan apa yang sedang aku rasakan; kamu yang pernah mengajarkan aku bagaimana menabung bahkan menghasilkan uang untuk menghidupi aku sendiri; kamu yang pernah mengajarkan aku untuk berpikir (bukan) (sok) dewasa; kamu yang pernah mengajarkan aku mengkoordinasi waktu dan menatanya untuk kerapian hariku; kamu.

Kamu di mana? Aku kangen kamu. Ini kamu, yang duduk di sampingku, tapi ini bukan kamu. Ini bukan kamu. Sekali lagi, ini bukan seperti kamu, sayang.

Seperti kamu yang selalu tertawa lepas saat apa yang kita pikirkan sama; seperti kamu yang selalu tertawa lepas saat aku melakukan hal paling bodoh, menurutmu, ya, dan katamu aku autis; seperti kamu yang selalu (tidak pernah lupa) menggelitik leher belakang atau pinggangku saat aku lengah, lalu aku nggondok sama kamu; seperti kamu yang selalu men-jambak rambutku dengan kekuatan penuh ala Power Rangers hingga aku mulai pusing, tapi aku tak pernah marah, karena memang aku suka; kamu.

Sayang, cepatlah pulang! Aku tidak sedang berbicara pada ragamu, tapi pada jiwamu. Kembalilah, pulanglah ke ragamu seperti biasa. Aku kangen kamu, sayang. Pulanglah!


(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar