NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Selasa, 21 Agustus 2012

Kedai Pertemuan


Aku tak ingin mengingatnya, tidak
Entah tiba-tiba setelah kuperdengar dan kupahami sesaat,
lagu favoritku seakan melambangkannya

Dia seperti penerang malamku
Dia seperti penyejuk siangku
Dia tak kusangka dia balas pandanganku

Entah apa seperti itu yang pernah terjadi,
tapi yang pernah kubaca dari mana entah aku tak ingat,
momennya lebih indah dari itu, bagimu

Dia begitu jauh di mataku
Dia begitu jauh jangkauku
Dia tak kusangka dia balas senyumanku


Mungkin lebih,
iya, aku menebaknya karena dia yang kausebut pertama saat tangisku,
saat itu
Katamu, kalian telah lama tak berjumpa, lama sekali
Kamu pernah bilang tak mengingat apapun untuk hubunginya,
setidaknya itu seingatku

Kami saling pandang tanpa bicara
Sepertinya dia tahu apa di hatiku tertera
Dan waktu saat itu sungguh mengerti aku
Dan dia berlalu tanpa tahu siapa aku

Seperti itu mungkin terjadi di kedai makan sederhana itu
Kalian kembali bertemu setelah tiga tahun,
iya, kan, tiga tahun?
Katamu, ini tempat favoritnya, dia sering makan di sini
Itu salah satu yang membuatmu yakin bahwa kalian memang bertemu kembali
Faktor lain, kuda tunggangnya

Aku cukup tahu dia dari sini saja
Aku cukup lihat dia dari sudut sini saja
Dan aku sudah bahagia seperti ini
Dan dia sudah sempurna

Dan aku tetap berharap kalimat terakhir di atas tidak sebenarnya,
aku harus jadi yang paling sempurna untukmu,
setidaknya aku harus memaksa karena mungkin memang aku bukan
Aku sayang kamu, Linda

(Penggalan lagu: Evo - Dia dan Aku)

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)

5 komentar:

  1. hai kamu, masih saja asik berkutat dengan masa lalu'nya'?
    padahal kamu telah memiliki dirinya seutuhnya, menurutku. hingga segalanya kaukerahkan untuk kebahagiaannya. tak perlu merasa takut kehilangan, ia milikmu. :)

    "dan terimalah pasanganmu yang telah sepaket dengan masa lalunya, jangan ditawar lagi"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Bintang. Bukan sedang berkutat dengan apapun kok, hanya menceritakan bagaimana menikmati sebungkus cerita lama miliknya di kedai pertemuannya dulu. Rasanya memang sedikit pedas dengan tambahan sambal "bajak" yang khas. Memang pedas adalah favoritku. Sudah terlanjur tenggelam dalam hatinya, jadi semua tentang masa lalunya hanya sebatas iklan saja, ceritaku masih menjadi topik utamanya. Ngomong-ngomong, berhenti menyapaku dengan kata "Hai, kamu" lagi ya.. :)

      Hapus
  2. bahkan aku lupa, bagaimana biasanya aku menyapamu. astaga, sudah berapa lama kita tidak berbincang seperti ini? :)

    hai hujan, lalu untuk tujuan apa kamu ingin menikmati cerita yang katamu pedas itu? syukurlah hanya sekilas, ah bukannya kamu adalah orang sibuk? kupikir sudah tidak ada waktumu untuk memikirkan hal itu, bahkan untuk menganggapnya sebagai iklan.

    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahkan orang seperti anda juga men-judge "kesibukan" telah menenggelamkan waktu saya. Lalu siapa lagi yang ingin mematikan saya dengan kata "sibuk" sedangkan di lain sisi semua kehidupan adalah kesibukan? :)

      Hapus