NOW AVAILABLE! "DIALOG BISU"

Rabu, 27 Oktober 2010

Bukan Aku atau Kau, namun Kita

Mungkin hujan berkata aku, dan ia berkata kau pada awan.
Mungkin matahari berkata aku, dan ia berkata kau pada bulan.
Mereka tak pernah paham, apa arti aku dan kau, karena mereka bukan kita.
Mereka tak pernah mengerti, apa arti aku dan kau, karena mereka tak seperti kita.
Sejenak terdengar bisikan dari butiran hujan yang telah memijak bumi, "Aku tak mau berkata kita, karena awan telah melepasku dari gumpalannya."
Lalu matahari melanjutkan, "Ya, dan bulan pun memaksaku pergi saat senja datang, aku tak mau berkata kita padanya."
Seakan tak mau disalahkan, awan menyanggah, "Aku melepas hujan karena jika aku tak melepasnya, bumi akan kehausan karena ulah matahari."
Bulan pun ikut menjawab, "Dan aku datang karena jika aku tak datang, makhluk yang memiliki kelopak mata kecil tak akan bisa hidup karena cahaya matahari terlalu terang untuk mereka."
Hujan dan matahari tak pernah tahu, bahwa semua yang dilakukan awan dan bulan adalah kepentingan semua pihak, bukan karena sebuah rasa egois dan ingin mengalahkan.

Namun bagiku, aku bukanlah mereka. Aku tahu, aku tak pernah memiliki rasa layaknya mereka. Bagiku, untuknya, tak ada kata aku dan kau. Yang ada hanya kita. Karena bagiku, perbedaan itu wajib ada, dan perbedaan bukan untuk dihapus, namun untuk disatukan.
Bahkan, dalam tiap doaku, tak pernah aku berkata aku, namun yang selalu kupanjatkan pada Sang Pencipta adalah kita, kami.

(Fahmi Rachman Ibrahim, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar