Matahari pagi
Pagi ini ingin kupeluk dengan napas hangat di antara para embun
Meski mereka menerobos di sela-sela jendela yang masih tertutup rapat
Suara keras pejantan-pejantan ayam bersahutan membangunkan alam, bahwa dunia masih milikku, dan kamu
Masih dalam konteks kesegaran embun, bukan kebekuan lagi
Kamu ada di antara embun, lalu secercah sinar dari matahari menerobos lalu meruntuhkan beku yang telah kadaluarsa, aku siap menyambut langit
Meski yang datang beberapa gerimis sepi dengan campuran air hitam kelam
Ya, aku matahari
Lalu kamu embun
Aku menghangatkan pagimu
Kamu menyejukkan pagiku
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar