Aku benci malam, tak sepertimu
Kamu bilang malam itu indah, dingin, romantis
Nyatanya, malam itu busuk, kejam, dan seenaknya sendiri
Malam yang memisahkan matahari dan embun pagi,
malam yang menghapus relief langit tanpa gundah dengan balutan awan putih,
malam itu kejam, ya?
Malam selalu datang dan menjadi larut, mengusir aku dari pelataran rumah kosmu
Aku tak pernah ingin berhenti menyentuh lantainya, di atas trotoar itu
Menyilangkan kaki-kakiku di antara kakimu,
menafsirkan malam dengan tabu dan tak lazim
Mengkritik tiap detil mata memandang malam yang gelap dan busuk, siap menerkam
Memang pantas dikritik, malam memang pantas
Aku benci malam, yang selalu mengkonversikan geliat tawa bahagiaku menjadi gurat sedih dan kecewa saat memisahkan senyummu dari pupilku
Aku tak pernah suka malam, gelap dan mendung, meski tetap dihuni bintang
Malam itu kejam
Aku benci malam
Aku cinta kamu
Aku benci mencintai malam, dan kamu
Mencintaimu menggilakan aku, membutakan aku
Aku buta
Aku cinta
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar