Lemah saat dipandang
Tapi mencuri pandang saat aku lengah
Saat kalah dalam debat, lebih memilih diam
Di waktu lain, aku yang selalu kalah berdebat
Kebiasaan yang unik
Mengekspresikan ke-grogi-annya dengan menarik rambutku
Tapi aku suka
Setelah itu, ia tersenyum simpul
Baru saja, ia coret punggung tanganku
“Linda sayang Fahmi J”
Seketika ia coba menghapusnya, tapi gagal
Masih berbekas
Karena memang tak akan bisa hilang
Bahkan, ia mencelaku, “Geje banget, sih...” saat kutulis ini
Aku tahu dan paham, ia sedang salah tingkah
Tepat! Ia tarik lagi rambutku, kekuatan penuh!
Semakin grogi, ia coba buang pandangan
Namun semakin terlihat, semakin salah tingkah
Saat kaubalik lembar ini, mungkin telah lusuh
Ya, ia semakin grogi, terpaksa aku rusak kertas ini
Alibinya, ia berkata aku jahat
Hanya sedang salah tingkah
Lagi, ia menantangku bertabrak pandangan
Masih 5 detik, ia mulai tersenyum merah
Lalu menyerah, lagi
Ia coba gagalkan aku untuk terus menulis
Lihat, ada bekas coretan di awal bait ini, bukan?
Di tiap bait yang kutulis, selalu direspon sebuah tarikan pada rambutku
Lalu ia memilih diam, sambil mencuri mata dan senyum
Semakin memuncak, ia hancurkan rambutku dengan 2 tangan
Berantakan!
Setelahnya dirapikan kembali
Hey, ia curi penaku, mencoret-coret lengan tulisku!
Dengan suara yang sedikit hilang melemah, ia melenguh, “Sudah!”
Sudahlah, tak akan pernah hilang
Sayang itu... J (Ini coretan darinya)
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)
curhat mi?
BalasHapusbut, it is nice. or NICE.
ada kemesraan dan kebahagiaan yang tergambar dari setiap kalimatmu. ada juga rasa malu dan canggung gadis yang mengintip dari celah-celah kreativitasmu. ini seperti, lukisan tak berbentuk namun bermakna penuh.
once again, it is NICE.