Hidup
Lalu apa lagi?
Tidak ada lagi analogi yang bisa kugambarkan
Sudah habis!
Sudah musnah, lengkap dengan sisa-sisa daging yang kukoyak sendiri
Darah bekas kenistaan yang kulalui sepanjang hari pun tak ragu menetes dan membanjiri penat
Hilang!
Saat ini sedang kucoba merenungi hasil buruk yang telah kuterima sepanjang hidup
Duduk
Melongo
Sendiri
Tidak masuk akal, bukan?
Aku ini penghancur, mengoyak setiap angin yang bodoh sekali memendamku, padahal dia hampa
Dia itu kosong
Dan malam
Ia menenggelamkan bintang dengan balutan awan kelabu
Karena bukan mendung, tak pernah ada hujan
Aku ingin meronta, lalu berteriak pada tebing dengan gema yang kembali ke pita suaraku
Ah, hanya sia-sia karena tak satu pun amoeba yang sanggup menangkap maksudku
Bukan karena lirih, namun memang mereka tak mengerti bahasaku
Aku hanya ingin berekspresi
Bukan hanya itu, sedang evaluasi juga
Ini aku
Aku belum mati
Aku masih meronta
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar