Terdiam di sudut ruang angkasa yang sedikit berudara namun tetap hampa
Di antara bermilyar lipat trilyun lalu aku melihatmu
Bintang
Satu
Tepat di atas kepalaku sedang berbinar tegar
Di antara berkilometer kabut lalu aku menunjukmu
Bintang
Satu
Untuk palang pintu yang menghadang, untuk kibas kipas sate yang menyejukkan
Di antara mimbar-mimbar dosa lalu aku mengharap terangmu
Bintang
Satu
Menuju kemilau senja yang memerah
Di antara peluh resah petani lalu aku berteduh padamu
Bintang
Satu
Aku bingung untuk menganalogikanmu dengan apa
Aku juga tak paham seperti apa perincian lekuk senyummu tiap senti
Memang tak mudah
Namun aku berusaha
Ini untuk kamu
Seseorang yang memang baru
Seseorang yang aku sayang
Bukan hanya sekadar bintang
Juga untuk lebih dari yang kukenal dengan menyebut
Teman
Sahabat?
Ya
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2011)
aku terharu wuuuuul, sumpah T.T
BalasHapuskamu nggak perlu mengartikan kehadiranku, kamu juga nggak perlu menganalogikan aku
*cek PD ne* hahahaha
inget ya, kamu itu sahabatku, kamu tetep iwulku, dan aku tetep tantemu
kini, besok, lusa, dan mungkin selamanya :)
*backsound: SO7 - Sahabat Sejati*