Kamu |
Tidak, bukan seperti itu, jangan keburu menyalahkan dirimu atau mungkin kaupikir aku menyalahkan diriku. Bukan, kok. Aku hanya berpuisi, setidaknya biar kautahu dengan cara ini seseorang melukiskan keabstrakan pikirannya, anak muda marak menyebutnya galau, sih. Setidaknya, hatiku masih tetap sama, kok, eh, bukan. Tanpa “kok” setelah kata “sama”. Kuulangi lagi, hatiku masih tetap sama, entah sebelum atau sesudah kaubilang aku berubah, hatiku masih melindungi isinya dengan sangat hati-hati. Apa isinya? Namamu.
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar