Aku ini siapa? Masihkah aku tetap sama?
Sama dengan aku yang masih sampah dan bekas
Sama dengan aku ketika masih tak berpakaian dalam dan berdiri di tepi mimpi
Sama dengan mereka di rumah lonte yang menjajakan keperawanannya
Apa aku (masih) sama?
Aku ini siapa? Aku kehilangan aku
Kehilangan ke mana aku bermimpi
Ketika itu aku mengadu pada palang tebing, aku rindu sore
Di tengah peraduan tenggelam matahari pukul enam petang
Di sana aku masih mengais puntung-puntung harapan yang pernah aku gambarkan
Memanfaatkan celana dalam bekas darah menstruasi pekerja seks yang memaksa bekerja
Aku ini (masih) siapa?
Aku rindu
Di alam baru itu, aku membaca pelangi-pelangi yang lebih berfragmen
Di sini lebih bermosaik
Ah, aku tetap aku
Harusnya aku tetap aku
Patahkan aku
Silakan
(Fahmi Rachman Ibrahim, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar